. Kata Motivasi Garam dan Telaga (inspiratif)

Translate This Blog

Kamis, 19 Januari 2012

Kata Motivasi Garam dan Telaga (inspiratif)

Suatu ketika, hiduplah seorang yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air mukanya yang ruwet. Tamu itu memang tampak seperti seorang yang tidak bahagia.

Tampa membuang waktu, orang itu menceritakan masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya mengambil segelas air. Itaburkannya air itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. ”Coba minum air ini, dan katakan bagaimana rasanya...” ujar Pak Tua.

”Pahit, Pahit sekali...” Jawab sang Tamu, sambil meludah kesamping.

Pak Tua itu seikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga didalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itupun berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak tua itu kembali menaburkan segenggam garam kedalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang untuk mengaduk-aduk dan tercipta riak air mengusik ketenangan telaga itu. ”Coba ambil air dari telaga ini, dan minumlah....!”

Saat tamu itu selesai mereguk air itu, pak Tua bertanya lagi. ”Bagaimana rasanya ?”

”Segar”, sahut tamunya. ”Apakah kamu merasakan garam didalam air itu ?”, Tanya pak Tua lagi. ”Tidak”, Jawab si anak muda.

Dengan bijak. Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung sang pemuda. Lalu mengajaknya duduk berhadapan bersimpuh disamping telaga itu. ”anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi kepahitan yang kita rasakan, akan sangat bergantung dari wadahyang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari tempat kita meletakkan dari segalanya. Itu semua akan tergantung dari hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan satu hal yang kamu bisa lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung semua kepahitan itu.”

Pak tua itu lalu kembali memberikan nasihat.”Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan ”segenggam garam” untuk pemuda yang lain yang akan datang padanya mmbawa keresahan Jiwa.

Bagaimana sobat,  Sudahkah hati kita menjadi sebuah telaga hari ini?
Semoga Bermanfaat... 


2 komentar:

Rama Arif Maulana mengatakan...

Asyik Kata-Katanya sob

Black Angel Syndicate mengatakan...

bsa dicopy kok sob pake google chrome coba aja... :)
Kalo gak ini aja saya copy kan... Black Angel Syndicate<*/a>

Bintangnya hilangkan

Posting Komentar

 

Mengenai Saya

Hasyim Ibnu hasbullah
Lihat profil lengkapku

Daftar Blog Saya

Pengikut

© 2009 Free Blogger Template powered by Blogger.com | Designed by Amatullah |Template Design